Berekspresi Melalui Karya Seni Rupa

Berekspresi Melalui Karya Seni Rupa - Kami akan menjelaskan tentang Berekspresi Melalui Karya Seni Rupa dan kamu akan tahu tentang contoh Berekspresi Melalui Karya Seni Rupa tersebut disini yang kami bahasa sangat lengkap dan tentunya anda bisa menjawab tentang soal seputar Berekspresi Melalui Karya Seni Rupa tersebut.

Seni Rupa adalah salah satu bagian kesenian yang penerapannya berbentuk dua atau tiga dimensi karena memiliki panjang dan lebar, serta volume. Seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan media dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain. Seni rupa terapan adalah karya seni rupa yang memiliki fungsi ganda, yaitu selain untuk pemenuhan kebutuhan batin, juga untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari sesuai kegunaanya. Misalnya, meja, kursi, pakaian, dan perlengkapan rumah tangga.

Seni tenun berkaitan erat dengan budaya, kepercayaan, dan lingkungan alam daerah setempat. Karena budaya, kepercayaan, dan lingkungan alam berbeda antara daerah yang satu dengan yang lain, maka seni tenun setiap daerah juga berbeda. Karya tenun di Indonesia terbentuk melalui proses waktu yang panjang sejak zaman kebudayaan Dongson prasejarah. Kain tenun dengan segenap teknik dan ragam hiasnya telah mengalami perkembangan hingga terbentuk karya tekstil yang bernilai seni tinggi. Tenun ikat adalah kain tenun yang pembentukan ragam hiasnya dibuat dengan cara mengikat bagian-bagian benangnya. Kain songket adalah kain tenun yang dibuat dengan suatu teknik memberikan benang tambahan berupa benang emas, benang perak, atau benang sutra dengan cara dicukit atau disongket.

A. Kain Tenun Nusantara
1. Jenis-jenis kain tenun

Ada dua jenis kain tenun, yaitu tenun ikat dan tenun songket. Perbedaan keduanya terletak pada bahan yang digunakan dan teknik pembuatannya.
a. Tenun ikat
Tenun ikat adalah kain tenun yang pembentukan ragam hiasnya dibuat dengan cara mengikat bagianbagian benangnya. Sejarah pembuatan tenun Nusantara diawali dengan adanya tenun ikat lungsi yang sudah ada sejak zaman prasejarah. Tenun ikat lungsi adalah tenun yang teknik pembentukan ragam hiasnya dibuat dengan cara mengikat benang lungsinya, yaitu benang yang vertikal. Persebaran tenun ikat lungsi, antara lain di Toraja, Sulawesi Selatan, Minahasa (Sulawesi Utara), Batak (Sumatra Utara), Sumba (NTT), Flores, dan di pedalaman Kalimantan.

Pada perkembangan selanjutnya, dikenal pula pembuatantenun dengan teknik ikat pakan (jalur horizontal). Bahan-bahan yang digunakan dalam tenun ikat adalah benang kapas, dapat juga menggunakan benang sutra alam, seperti pada tenun ikat Nusapenida (Bali) dan Padang. Tenun ikat ini oleh sebagian masyarakat lebih dikenal dengan sebutan kain ulos.

b. Tenun songket
Tenun songket atau populer dengan sebutan kain songket adalah jenis kain tenun yang penciptaannya dimulai setelah adanya tenun ikat. Teknik pembuatan tenun songket sebenarnya sudah ada sejak zaman prasejarah dengan adanya teknik pakan tambahan dan lungsi tambahan. Namun kain songket yang menggunakan benang emas, benang perak, atau benang sutra mulai diterapkan semenjak adanya hubungan perdagangan kerajaan di Sumatera dengan orang-orang asing terutama dari Cina. Benang sutra yang didapatkan dari luar diterapkan dalam kain tenun yang kemudian dikenal dengan sebutan kain songket. Kain songket adalah kain tenun yang dibuat melalui suatu teknik memberikan benang tambahan berupa benang emas, benang perak, atau benang sutra dengan cara dicukit atau disongket.
Pembentukan corak pada tenunan sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan, yang membentuk desain itu sendiri. Ada desain benang sutra yang ditempatkan di atas dasar benang kapas. Ada desain yang terbentuk dari jenis benang yang sama, misalnya dari sesama benang kapas atau sesama benang sutra, atau dari jenis benang lainnya. Daerah-daerah tertentu di Indonesia yang menjadi awal pembuatan songket, antara lain Palembang (Sumsel), Donggala (Sulteng), Bugis (Sulsel), dan Bali.
2. Membuat karya tenun
Bahan dasar pembuatan tenun adalah benang kapas dan sutra yang banyak terdapat di Indonesia. Tradisi membuat tenun di Flores sebagai daerah penghasil kapas, sudah berlangsung sejak dulu hingga sekarang. Berikut kamu akan belajar membuat karya tenun sendiri, dengan peralatan yang sederhana dan teknik yang lebih mudah.
a. Membuat cetakan tenun
Tahap awal sebelum membuat karya tenun adalah membuat cetakan tenun terlebih dahulu. Bahan dan
peralatan yang diperlukan untuk membuatnya, yaitu kayu (kayu reng), paku (ukuran kecil dan sedang), gergaji, palu, pensil, dan kertas. Langkah-langkah dalam proses pembuatan cetakan tenun sebagai berikut.
  • Pola kayu akan dibuat membentuk bingkai segiempat. Ukurannya sesuai dengan yang kita inginkan. Artinya, sesuai fungsi tenunan yang dibuat, misalnya untuktaplak.
  • Kayu dipotong sesuai pola dan ukuran yang ditentukan.
  • Setiap ujung kayu dipotong membentuk siku sesuai ukuran yang ditentukan.
  • Tancapkan paku ukuran sedang pada kayu dengan jarak setiap + 5 cm.
  • Gabungkan keempat ujung batang kayu dengan menancapkan paku hingga membentuk bingkai yang siap dipakai untuk membuat tenunan.
b. Membuat tenunan
Setelah pembuatan alat cetak tenun selesai, berikutnya mempersiapkan bahan dan alat pembuatan tenunan. Bahan yang diperlukan, yaitu benang wol dengan perpaduan warna yang serasi, misalnya merah hati, oranye, dan kuning; atau biru, hijau, dan kuning.
Peralatan yang dibutuhkan, antara lain gunting, peniti, dan cetakan tenun. Pembuatan tenunan melalui beberapa tahapan berikut.
  • Membuat rencana penataan warna yang digunakan dalam tenunan. Hitung jumlah paku yang ada, kemudian gambarlah pola di atas kertas.
  • Ambil benang sesuai pola, ikatkan dengan kuat pada paku paling tepi.
  • Ikatkan secara melingkar pada paku. Jika kamu menginginkan jumlah talinya delapan, ikatkan empat putaran. Jika berganti benang maka benang yang terakhir diikat kuat.
  • Ikatkan benang secara diagonal.
  • Setelah semua jalur ikatan benang sudah terhubung, kemudian potong semua ujung benang yang terikat pada paku.
  • Tenunan hasil karyamu telah selesai dan dapat digunakan sebagai taplak meja.
B. Seni Grafis
Istilah grafis berasal dari bahasa Inggris graph atau graphic yang berarti membuat tulisan atau gambar dengan cara ditoreh atau digores. Grafi atau grafis juga bisa diartikan gambaran nyata. Dengan demikian, seni grafis adalah karya seni rupa dua dimensi yang proses pembuatannya melalui teknik cetak.
1. Jenis-jenis seni grafis
Pembagian jenis seni grafis dilakukan berdasarkan teknik pembuatannya. Bahan dan alat yang dipakai juga beragam sesuai teknik yang digunakan. Jenis-jenis seni grafis berdasarkan teknik pembuatannya dapat dibedakan sebagai berikut.
  • Cetak dalam (intaglio print). Cetak dalam dibuat dengan bahan cetakan dari aluminium yang permukaannya ditoreh hingga menghasilkan goresan yang dalam. Tinta lalu dituangkan pada bagian yang dalam tersebut. Kertas yang sudah dibasahi dengan air lalu diletakkan di atasnya. Tinta akan melekat pada kertas dan terbentuklah gambar atau tulisan sesuai yang diharapkan. Alat yang dipakai untuk menoreh dapat berupa pahat grafis, paku, atau logam runcing.
  • Cetak saring (screen printing). Proses pembuatan cetak saring biasa disebut teknik sablon. Proses pembuatan cetak saring melalui tahapan pembuatan dari bahan screen, yaitu kain yang dilapisi bahan peka cahaya. Disebut cetak saring karena tinta yang terdapat di atas permukaan screen akan tersaring melalui pori-porinya menembus permukaan kertas atau media lain yang dikehendaki, misalnya kain dan benda-benda berpermukaan datar lainnya.
  • Cetak datar. Cetak datar adalah suatu teknik memperbanyak atau memproduksi suatu gambar atau tulisan dengan menggunakan media cetakan yang mempunyai permukaan datar atau rata. Teknik cetak datar sekarang ini dapat dijumpai pada sistem mesin cetak dan teknik foto mekanik.
  • Cetak tinggi. Proses pembuatan cetak tinggi menggunakan cetakan dari bahan yang dicukil sehingga menghasilkan permukaan tinggi dan rendah (bagian yang menonjol dan yang tenggelam). Bentuk permukaan tinggi dan rendah tersebut dinamakan relief.
Dari keempat jenis teknik berkarya membuat cetak grafis tersebut, yang akan kita pelajari lebih lanjut ialah membuat cetak tinggi.

2. Membuat cetak tinggi
Pembuatan gambar dengan teknik cetak tinggi dapat menghasilkan karya yang menarik, yang berbeda dengan gambar atau lukisan lain yang pernah kamu buat. Proses pembuatannya cukup mudah.

a. Bahan dan alat
Bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan cetak tinggi adalah acuan cetak (plat klise). Acuan cetak dapat dibuat dari papan, kayu triplek atau hard board, malam atau lilin yang telah dibentuk lempengan, dan sabun batangan.

Alat yang diperlukan untuk membuat cetak tinggi, yaitu sebagai berikut.
  • Pahat dan pencungkil kayu, digunakan untuk membentuk gambar pada acuan cetak. Bisa juga dengan menggunakan pisau cutter, namun harus dilakukan dengan hati-hati.
  • Tinta cetak, biasa dipakai di percetakan, bentuknya kental. Bisa juga diganti dengan cat air atau cat poster dicampur gliserin (bisa dibeli di apotek). Untuk pencampurannya kira-kira sekental pasta gigi.
  • Rol karet, kertas putih (kertas gambar), dan pensil.
b. Proses pembuatan cetak tinggi
Proses pembuatan cetak tinggi sebagai berikut.
  • Buat sketsa gambar terlebih dulu pada acuan cetak.
  • Cukil dan pahatlah dengan pahat grafis atau pahat coret. Artinya, bagian yang tidak boleh terkena tinta dibuang.
  • Ratakan tinta di atas kaca dengan menggunakan rol.
  • Beri tinta pada permukaan acuan cetak dengan menggunakan rol.
  • Letakkan acuan cetak di atas kertas (posisi cetakan menghadap ke bawah menempel kertas).
  • Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, tekan permukaan kertas dengan menggunakan rol.
  • Angkat kertas perlahan-lahan dari permukaan acuan cetak.
  • Hasil karya yang dibuat sudah selesai. Agar tampil

Related Posts:

0 Response to "Berekspresi Melalui Karya Seni Rupa"

Posting Komentar